A . Pengertian
pengumpulan data
Instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Instrumen pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Instumen sebagi alat bantu dalam
menggunakan methode pengumpulan data merupakan sarana yang dapat diwujudkan
dalam benda, misalnya angket[1] ,perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala dan
sebaginya.
Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang amat penting dan
strategi kedudukannya didalam keseluruhan kegiatan penelitian. Dengan instrumen
akan diperoleh data yang merupakan bahan penting untuk menjawab permasalahan,
mencari sesuatu yang akan digunakan untuk mencapi tujuan, dan untuk membuktikan
hipotesis [2]. Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji
secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang
dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data
itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut
terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel
yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel
penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi
operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada
dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator
empiris dan pengukuran.
B. Wawancara
Menurut
Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan
sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara
tatap muka.
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Menurut Patton[3] dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara
ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan,
bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman
wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa
yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah
aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman
demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan
dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan
pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam
poerwandari, 1998)
Kerlinger
(dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
a.
Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan.
Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan
penjelasan.
b.
Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c.
Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak
dapat dilakukan.
Menurut
Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu
:
a.
Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang
penyusunanya kurang baik.
b.
Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c.
Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d.
Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh
interviwer.
C. Pengertian Kuesioner(
Angket )
Daftar pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi
prtanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis
system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang telah
dipilih[4]. Daftar
pertanyaan ini kemudianakan dikirim kepada para responden yang akan mengisinya
sesuai dengan pendapat mereka.
Kebaikan dan kejelekan
teknik daftar pertanyaan[5]
Keuntungan
angket :
1. Bila
lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah
adalah dengan angket.
2. Pertanyaan-pertanyan
yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk menjangkau
responden dalam jumlah banyak.
3. Dengan
angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan dengan
temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
4. Dengan
angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa
terkesan terpaksa.
Kelemahan
angket :
1. Apabila
penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah
kurang tepat.
2. Metode
ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
3. Jawaban
yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari
pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan
dapat berubah setelah melihat pertanyaan dilain nomor.
4. Sulit
bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakag sudah responden sudah
terjawab atau belum.
5. Ada kemungkinan
terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang
kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang
boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner
D.
Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991)[6] observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam
objek penelitian.
Dalam
penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya
wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang
akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama
wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan
sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998)[7] tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam
aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat
dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut
Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan
demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a.
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang
diteliti akan atau terjadi.
b.
Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada
penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati
masalah secara induktif.
c.
Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian
sendiri kurang disadari.
d.
Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena
berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam
wawancara.
e.
Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif
terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi
bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena
yang diteliti.
Macam-macam observasi[8]:
a. Observasi
Partisipatif
•
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan
dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti[9]
•
Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
•
Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan
tersebut.
•
Partisipasi Moderat eneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa
kegiatan saja, tidak semua kegiatan.
•
Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi
belum sepenuhnya lengkap
•
Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber
b. Observasi Terus Terang
atau Tersamar
•
Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan
penelitian.
•
Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui
informasi yang dirahasiakan narasumber.
c. Observasi tak
Berstruktur
•
Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas
•
Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan
menggunakan pedoman observasi
Manfaat Observasi
•
Menurut Nasution (1988)
•
Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
•
Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
•
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
•
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
•
Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
•
Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.
Obyek observasi
1.
Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2.
Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3.
Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4.
Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5.
Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6.
Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7.
Time : Urutan Kegiatan
8.
Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9.
Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
Tahapan Observasi
Observasi
Deskriptif :
1. Peneliti
belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
2. Peneliti
melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat,
semua yang didengar, dll.
3. Observasi
Terfokus :
4. Observasi
dipersempit pada aspek tertentu
5. Observasi
Terseleksi :
6. Peneliti
telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih
rinci, peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar
kategori
E. Dokumentasi
Dokumentasi
berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi.
Dokumentasi
adalah:
Semua
kegiatan yang berkaitan dengan photo, dan penyimpanan photo.
Pengumpulan, pengolahan, dan penyimpanan informasi dalam bidang
pengetahuan.kumpulan bahan atau dokumen yang dapat digunakan sebagai asas bagi
sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu terbitan[10].
Arsip
kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat digunakan
sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan
•
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.
•
Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi.
Pengunaan
Dokumen
Menurut
Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis maupun film yang
tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen terdiri
dari dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen resmi adalah catatan atau
karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan
kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi dalam dokumen internal dan dokumen
eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga
masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal
berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social,
misalnya majalah, bulletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media
massa.
F. TEST
Secara
harfiah kata “test” berasal dari kata bahasa prancis kuno: testum yang berarti
piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan tes yang berarti ujian atau percobaan.
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi, test adalah alat
pengukur yang mempunyai standar obyektif sehingga dapat digunakan secara
meluas, serta dapat betul-betul digunakan dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu. Sedangkan menurut F.L. Geodenough, test adalah suatu
rangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu dengan
maksud untuk membandingkan kecapan antara satu dengan yang lain[11].
Dari
pengertian diatas, dapat dipahami bahwa test adalah cara yang dapat digunakan
atau prosedur yang dapat ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian yang
dapat berbetuk pemberian tugas, atau serangkaian tugas sehingga dapat
dihasilkan nilai yang dapat melambangkan prestasi.
Fungsi test
Secara
umum test memiliki dua fungsi yaitu:
§ Sebagai
alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hal ini test berfungsi mengukur
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik
setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu[12]
§ Sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran, karena melalui test tersebut
dapatdiketahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai.
Macam-macam test
Menurut
pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:
§ Tes
tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan
mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek
kognitif peserta didik.
§ Test
lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan
menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif
peserta didik.
§ Test
perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan
dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk
menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik.
Menurut fungsinya test
terbagi atas:
§ Tes formatif
(formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok
bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan.
Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif
peserta didik adalah:
§ Jika
materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan
pokok bahasan yang baru.
§ Jika
ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum
melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan
kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki
tingkat penguasaan peserta didik
§ Tes
sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan
program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai
ulangan umum.
§ Test
diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara
tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata
pelajaran tertentu.
Menurut waktu
diberikannya test tergagi atas:
§ Pra
test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah
dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain:
§ Test
persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk
mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan
tertentu.
§ Input
test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan
belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki
oleh peserta didik.
§ Test
akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses
pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan
intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi
pertanyaan yang sama dengan pra test.
Menurut kebutuhannya,
macam test antara lain:
§ Psycho
test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan
seseorang (peserta didik).
§ IQ
test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kecerdasan seseorang (peserta didik).
§ Test
kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk
mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
Menurut jenisnya tes
terbagi menjadi:
§ Test
standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa kali uji
coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.
§ Test
buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru.
§ Menurut
jenis waktu yang disediakan test terdiri atas:
§ Power
test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak
dibatasi.
§ Speed
test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test
dibatasi.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah
Metode
penelitian komunikasi
Dibuat oleh:
Wawan
Wijaya (207 400 521)
Wildan
Rahman Nayyiren (206 400 198)
Yanyan
Daryanto (207400523)
Jurnalistik
C / V
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/